Juanda menambahkan, dengan sosialisasi tersebut, diharapkan tidak ada lagi kekersan terhadap anak di Kabupaten Tangerang. Ini karena dari hasil sosialisasi dan data yang diberikan oleh DP3A Kabupaten Tangerang, kasus kekerasan anak di wilayah Kabupaten Tangerang masih tinggi dan itu harus dilakukan pencegahan.
”Saya sangat senang karena siswa saya diberikan bekal dalam pencegahan kekerasan anak. Artinya saat mereka menjadi korban, apa yang dapay dilakukan dan saat mereka melihat kekerasan terakhir anak mereka bisa melakukan apa,” paparnya.
Sementara itu, Perencana Ahli Muda DP3A Kabupaten Tangerang Yeti Agustini Wulandari menjelaskan, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kabupaten Tangerang masih tinggi. Sejak November tahun lalu tercatat 212 kasus. Hal tersebut karena banyaknya laporan dari masyarakat ke DP3A Kabupaten Tangerang.
”Sosialisasi di SMPN 1 Curug ini sebagai cara dan upaya untuk bisa mencegah angka kasus kekerasan anak di Kabupaten Tangerang. Kita ingin di Kabupaten Tangerang, kasus kekerasan anak bisa turun. Tentunya dengan kerjasama bersama masyarakat, bisa menurunkan angka kekerasan terhadap anak dan juga kekerasan terhadap perempuan,” tutupnya. (ran)