Subsidi pupuk ini jadi sorotan karena banyak yang tidak tepat sasaran, salah satunya soal disparitas harga. ” Ternyata pupuk bersubsidi lebih mahal dari pupuk swasta atau impor. Pupuk swasta harganya 7000/kilo, namun pupuk subsudi harganya Rp 11.000 /Kilo,” katanya seraya mengatakan tak tepat sasaran juga terjadi pada subsidi listrik.
“Saat ini terjadi efisiensi di mana-mana, harapan kami tidak berdampak kepada masyarakat. Dan efisensi perlu dilakukan karena banyak pemborosan,” katanya.
Melihat banyaknya kebocoran tersebut, Andi menegaskan, dirinya sangat mendukung efisiensi yang sedang dilakukan pemerintah. Menurutnya, efisiensi harus dilihat dari segi manfaatnya. Banyak dari dana yang diefisiensikan oleh pemerintah itu, nantinya akan diberikan kepada masyarakat.
Salah satunya yang dikembalikan dananya dari hasil efisiensi itu adalah pada program MBG. Andi yakin, program MBG ini sangat bagus, tidak hanya pada siswa sekolah, tetapi juga akan berdampak kepada perekonomian masyarakat.