GPM di Kecamatan Untuk Menjaga Stabilitas Harga Pangan

Harga kebutuhan pokok di sejumlah pasar tradisional di Kota Tangerang relatif stabil jelang Ramadan.

BANTENEKSPRES.CO.ID–Dinas Ketahanan Pangan (DKP) Kota Tangerang rutin memantau ke lapangan. Ini untuk monitoring ketersediaan dan stabilitas harga bahan pangan di pasaran. Untuk menjaga stabilitas harga pangan, digelar Gerakan Pangan Murah (GPM) di kecamatan.

Jelang Ramadan, pemantauan ketersediaan bahan pengan lebih dintensifkan. Sudah menjadi kebiasaan, terjadi peningkatan belanja kebutuhan rumah tangga jelang puasa Ramadan. “Masyarakat diimbau untuk tidak panic buying, karena ketersediaan pangan akan terus dipastikan aman dan tersedia,” Kepala DKP Muhdorun.

Bacaan Lainnya

Selain bisa mencari kebutuhan pangan di pasar, DKP Kota Tangerang juga rutin mengadakan Gerakan Pangan Murah (GPM) di sejumlah kecamatan. “Masyarakat bisa memanfaatkan GPM di kecamatan dan bisa memantau jadwal lewat Instagram dan juga bisa memanfaatkan program dari Perumda Pasar Kota Tangerang lewat Si Jampang untuk mendapatkan sembako yang dibutuhkan,” katanya.

Monitoring harga dan stok bahan pangan dilakukan di semua pasar. Mulai pasar tradisional hingga pasar modern. Kepala DKP Kota Tangerang Muhdorun mengatakan hasil pemantauan di lapangan menunjukkan harga masih terkendali. “Harga kebutuhan pangan pokok masih terpantau stabil. Stok juga cukup,” jelasnya.

Ia menjelaskan hasil monitoring dan pantauan terhadap ketersediaan dan harga pangan harga dan ketersediaan pangan di sejumlah pasar menunjukan stabilitas dan tidak ada kenaikan yang signifikan. “Pantauan harga di lapangan kita lakukan rutin, hasilnya tidak terlalu jauh berbeda dengan bulan sebelumnya, semua masih relatif normal walau ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan,” kata Muhdorun, Senin (24/2).

Salah satu pedagang Pasar Anyar Ela mengungkapkan, menjelang Ramadan harga sembako sering kali mengalami kenaikan di beberapa komoditi. Namun ketersediaan di tokonya masih tergolong aman dan ada beberapa komoditi yang mengalami kenaikan.
“Stok aman, hanya untuk harga memang mengalami kenaikan walau tidak yang tinggi naiknya, seperti cabai rawit campur dan MinyaKita,” ungkapnya.

Harga pangan yang relatif stabil sejak awal tahun, membuat inflasi di Kota Tagerang relatif aman. Ketersediaan stok bahan pangan di Pasar Induk Tanah Tinggi dan Jatiuwung, mampu menahan laju inflasi. Mendagri Tito Karnavian awal Januari lalu mengapresiasi kinerja Pemkot Tangerang yang mampu mengendalikan inflasi dengan baik.

Tito, mengungkapkan, Kota Tangerang menjadi sampel untuk monitoring pengendalian inflasi nasional karena berdasarkan data dari (Badan Pusat Statistik) BPS, tingkat inflasi di Kota Tangerang berada di angka 1,86 persen atau mendekati rata-rata nasional yang berada di angka 1,57 persen. Inflasi di Kota Tangerang lebih rendah dari Banten. Dalam tinjauannya, Mendagri menyoroti stok dan perkembangan harga dari sejumlah komoditas pasar terutama cabai, bawang dan juga beras.

Berdasarkan data yang dirilis BPS tersebut, membuktikan bahwa pengendalian inflasi di bulan Desember 2024 lebih baik dari bulan Desember 2023. “Jika dilihat dari data pada Desember 2023 yang juga ada periode Nataru, tahun lalu berada di angka 2,61 persen. Artinya apa? pengendalian inflasi di Bulan Desember 2024 itu lebih baik,” ungkap Tito.

Sedangkan, upaya pengendalian inflasi di Kota Tangerang secara year on year pada Desember 2024 yang berada di angka 1,86 persen ini juga lebih baik dari bulan Desember 2023 yang masih berada di angka 3,17 persen. Idealnya, lanjut Tito, target nasional untuk range inflasinya itu ada di angka 1,5 – 3,5 persen. “Artinya, menyenangkan konsumen di mana konsumen dapat harga murah dan terjangkau, dan barangnya ada, dan juga menyenangkan karena harganya bisa menutupi biaya operasional,” kata Tito. (adv)

Pos terkait