Ia memaparkan bibit Siklon Tropis 91S masih terpantau di sekitar Samudra Hindia sebelah selatan Jawa Barat, tepatnya di 11.6 derajat lintang selatan dan 107.1 derajat barat timur dengan kecepatan angin maksimum 15 knots (28 km/jam) dan tekanan udara minimum 1010 hPa.
“Fenomena lainnya yang berkontribusi pada peningkatan pembentukan awan hujan adalah Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Rossby, Kelvin, dan Low Frequency turut meningkatkan peluang pembentukan awan hujan dengan intensitas signifikan yang disertai angin kencang,” ujarnya dalam keterangan resminya, Senin (17/3).
Berkaitan dengan fenomena yang aktif tersebut, Hartanto meminta masyarakat mewaspadai potensi cuaca ekstrem hingga sepekan kedepan.
Bibit Siklon Tropis 91S memberikan dampak tidak langsung terhadap risiko cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana hidrometeorologi di wilayah Banten dan dampak langsung gelombang dengan ketinggian 2.5 – 4.0 meter.