Sungai Cileleus Perlu Perhatian BBWSC2, Luas Daerah Aliran Sungai dengan Kondisi Sungai Perlu Dikomperasikan

Sungai Cileleus
BENDUNGAN: Jembatan Sungai Cileleus, di Desa Ranca Bango, Kecamatan Rajeg, Kabupaten Tangerang, yang dijadikan bendungan oleh petani ambruk dan menjadi penyebab banjir. (Foto: Dokumentasi Kantor Kecamatan Rajeg)

BANTENEKSPRES.CO.ID, KABUPATEN TANGERANG —  Kementerian Pekerjaan Umum (Kemen PU), Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA), Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSC2), dianggap perlu mengkomperasikan luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Cileleus dengan kondisi Sungai Cileleus.

Komparasi adalah suatu metode atau teknik yang digunakan untuk membandingkan dua atau lebih hal, seperti objek, konsep, atau ide, dengan tujuan untuk menemukan kesamaan dan perbedaan. Dikutip Tangerang Ekspres dari website resmi Kemen PU, bahwa DAS Cileleus luasnya 8.387,37 Hektare.

Bacaan Lainnya

Sementara diketahui, sekarang lahan pertanian di DAS Cileleus, banyak alih fungsi menjadi permukiman ataupun perumahan subsidi sampai real estate.

Berkenaan dengan itu, selain digunakan untuk mengairi lahan pertanian, Sungai Cileleus digunakan juga sebagai tempat pembuangan air hujan dan limbah rumah tangga dari permukiman maupun perumahan. Namun sayangnya, adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman ataupun perumahan, dianggap kurang selaras dengan kondisi Sungai Cileleus. Sungai tersebut dianggap masih kurang diperhatikan oleh pihak BBWSC2.

Dampaknya di sejumlah wilayah Desa Rajeg dan Kelurahan Sukatani, Kecamatan Rajeg, khususnya yang dekat dengan sempadan sungai, berkali-kali terendam banjir.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tangerang mencatat, sebanyak 539 Kepala Keluarga (KK) terendam banjir akibat luapan Sungai Cileleus. Banjir paling tinggi sepinggang orang dewasa. Banjir merendam permukiman atau perumahan selama beberapa hari, pada akhir Januari 2025, lalu. Jumlah korban banjir sebanyak itu, hanya yang tercatat. Belum dengan yang tidak tercatat.

Ketua Relawan Kampung Siaga Bencana Kecamatan Rajeg Suparji Rustam menambahkan, kondisi Sungai Cileleus perlu mendapat perhatian ekstra oleh pihak BBWSC2, Ditjen SDA dan Kemen PU.

“Pihak-pihak tersebut perlu mengkomperasikan luas DAS Cileleus dengan kondisi Sungai Cileleus yang perlu perhatian ekstra,” ujarnya, Minggu (23/3).

Perhatian ekstra itu, lanjut Suparji Rustam, guna menyelesaikan masalah banjir di Desa Rajeg dan Kelurahan Sukatani yang sudah bertahun-tahun. Karena itu, Suparji Rustam berharap, adanya kepekaan dan kolaborasi yang baik antara pihak-pihak terkait dalam rangka penyelesaian permasalahan banjir. (zky)

Pos terkait