Sementara itu, warga Padarincang, Kabupaten Serang, Wisna mengatakan bukan tidak mau membayar pajak. Namun karena keterlambatan akhirnya memutuskan untuk tidak membayar PKB selama enam tahun.
Ia menuturkan, kondisi ekonominya cukup sulit. Ketika ingin membayar pajak ada kebutuhan lain yang lebih penting untuk dibayarkan, yaitu membayar sekolah untuk anak-anaknya.
“Ini motor pertama saya. Jadi waktu itu mau bayar pajak tapi ada kebutuhan lain. Setelah itu di tahun berikutnya bayarnya kan nambah besar, saya tidak sanggup,” katanya.
Plt Kepala UPT Samsat Serang, Iswandi Saptadji mengatakan, sejak dibukanya pemutihan pada 10 April, banyak masyarakat yang rela antre untuk membayarkan PKB-nya. Bahkan petugas di tempatnya rela memberikan layanan hingga malam hari untuk mengurus berkas yang belum rampung.
“Setiap hari sejak tanggal 10 April kemaren itu, di sini padat banget, petugasnya harus profesional melayani masyarakat. Dalam satu hari kita bisa melayani hingga 500-an,” paparnya.