Lebih dalam dr. Dini meminta, kepada seluruh Fasilitas Pelayanan Kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit untuk merespon cepat bila mendapatkan laporan kasus DBD ini.
“Kepada petugas pelayanan kesehatan, tingkatkan kewaspadaan petugas puskesmas apabila menemukan kasus DBD, sesuai dengan kriteria program surveilans, datangi segera masyarakat. Cek jentik nyamuk ada atau tidak, kemudian ada beberapa kasus dalam satu wilayah supaya tidak terjadi penyebaran virus DBD ini,” pesannya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), hingga awal Maret 2024, kasus DBD sudah tembus 16 ribu dalam skala nasional. Jumlah DBD tersebut melonjak 130,3 persen dibanding data tahun lalu.
Secara pencegahan, Dinkes Kota Tangerang menekankan, bahwa penggunaan fogging untuk membasmi nyamuk Aedes Aegypti bukanlah langkah terakhir yang mutlak atau bukan solusi utama.
“Penting bagi masyarakat Kota Tangerang untuk memahami bahwa tidak semua situasi memerlukan fogging,” ungkapnya.