Menurut Idi yang juga sebagai Dosen Pembimbing Lapangan bagi Kelompok 7 mahasiswa KKM Untirta, maka gen Z khusunya siswa harus memiliki kemampuan mengidentifikasi dengan baik informasi yang potensial sebagai hoax di media sosial.
Ada beberapa cara yang bisa diterapkan untuk mengidentifikasi ciri informasi yang cenderung hoax. Pertama, judul yang dipakai biasanya provokatif, kedua alamat situs web atau sumber informasinya tidak jelas.
Lalu, cek dengan baik fakta dan keaslian dari informasi dimunculkan, baik berupa teks, foto, maupun video. Jangan samapai foto dan video misalnya, justru hasil rekayasa atau olah digital.
Agar lebih maksimal menyaring informasi, penguna sosial media harus proaktif melakukan checking dan verisifikasi informasi.
“Intinya, jaring sebelum sharing. Hati hati. Jangan hanya mengejar kecepatan, tapi yang lebih penting adalah verifikasi soal akurasi informasi. Saat ini lanjut Idi, kita harus hati hati dengan jari kita, jangan buru-buru share sebelum clear,” tuturnya.